Saturday, November 4, 2017

Akibat Dari Cinta Yang Salah

Akibat Dari Cinta Yang Salah

Sebelum berpacaran kita rajin sholat nan pergi ke
pengajian,
Tapi… ketika punya
pacar, kadang sholat ada yang terlewatkan.
Akibatnya, pacaran jadi melemahkan iman.
Untuk mendapatkan simpati, apa
saja dilakukan,
Pengawasan-Nya diabaikan karena
tak ada lagi benteng menghalangi setan.
Senangnya berangan-angan,
Produktifitas belajarpun jadi berkurang.
Bersenang-senang dijadikan tuhan,
Tanpa kita sadari semua perbuatan menghambat tujuan yang
mestinya lebih di utamakan.
Alhasil ? Tak sanggup membawa diri, hingga terjerumus
dalam perzinahan.
Betapa nafsu akan mengalahkan pikiran kita.
Sedikit tidak sesuai dengan yang kita inginkan, selingkuh
akan menjadi alternatifnya.
Pembunuhan bisa jadi jalan pintas karena cemburu tanpa
memikirkan dampaknya.
Sahabat setia?
Begitukah nilai positif pacaran?
Betapa tak ada manfaatnya walaupun sebutir debu. Masihkan
yakin untuk pacaran?
Masihkah ingin melakukan aktifitas bertuhankan setan?
Naudzubillah! Semoga kita terlindungi dari cinta yang
salah.

Ketika Ada Sesuatu Yang Tidak Bisa Dipaksakan, Maka Cara Terbaik Adalah Mengiklaskanya

Ketika Ada Sesuatu Yang Tidak Bisa Dipaksakan, Maka Cara Terbaik Adalah Mengiklaskanya

Ketika Ada Sesuatu Yang Tidak Bisa Dipaksakan, Maka Cara Terbaik Adalah Mengiklaskanya
Semua yang ada tak bisa dimiliki
Semua yang ada hanya sementara
Semua yang ada telah diatur-Nya sedetail mungkin.
Segala sesuatu yang telah Allah ciptakan akan berjalan sesuai dengan alurnya.
Segala sesuatu yang bukan untuk kita,jangan paksakan menjadi “untuk kita”.
Jangan terlalu keras kepala untuk memiliki yang memang bukan ditakdirkan untuk kita. Tak semuanya tertakdir hanya untuk kita, terkadang ada memang yang harus kita ikhlaskan,yaitu sesuatu yang tak bisa dipaksakan.
Sesuatu yang dipaksakan hanya akan melukai entah itu jiwa atau hati.
Allah memang sangat pandai. Melebihi pandainya seorang professor.
Allah ingin mengajari kita, menuntun kita tuk lebih mengenal ikhlas dan mengikhlaskan.
Iya. Maka diciptakanlah "tak bisa dipaksakan" agar kita belajar merelekan, mengikhlaskan.
.
Dan sekali lagi, ingatlah
Jika ada hal yang memang tak bisa dipaksakan jalan terbaik, cara terbaiknya ialah dengan mengikhlaskannya. Sebab, itu akan melatih hatimu, melatih kadar ketaqwaanmu.

Jombloku : Bukan Sekedar Tidak Pacaran

Jombloku : Bukan Sekedar Tidak Pacaran

Teman-teman, dengan menjomblo alias tidak pacaran, apakah hati kita telah aman?
Kita memang selangkah lebih aman, tapi adalah kurang tapat jika kita merasa benar-benar aman. Ibaratnya seperti bulan Ramadhan, dimana setan-setan dibelenggu bukan lantas kita ongkang-ongkang tidak berbuat apa-apa. Kita memang selangkah lebih mudah dalam menjalankan ibadah bulan Ramadhan, namun juga terus berjuang melawan godaan setan yang mengembuskan tiupan untuk memperturutkan hawa nafsu.
Sama. Dengan tidak pacaran, kita juga selangkah lebih maju dalam mengamankan. Tapi tidak cukup dengan tidak pacaran saja, hati kita, rupanya perlu kunci ganda untuk menjaga agar isi di dalamnya lebih stabil terisi dg kebaikan.
Sebenarnya, apa sih yang jadi goalnya setan tetap ganggu meski kita udah nggak pacaran?
Tujuan setan sebenarnya bukan pacaran, pacaran hanya salah satu pintu menuju perbuatan yang dibenci Allah. Mendekati zina.
Jadi goalnya si setan sebenarnya adalah menjerumuskan manusia agar melanggar perintah Allah untuk tidak mendekati zina (Qs 17:32) . Ya zina hati, zina mata, telinga, tangan dan kaki.
Jadi bagi setan ngga harus lewat pacaran, buat menjerumuskan kita. Lewat hubungan pertemanan lawan jenis yg terlalu dekat, TTMan, Kakak-adikan, lewat seringnya berhubungan lewat medsos, stalking berjam2 pandangi foto dia, sibuk dandan untuk cari perhatian dia, dan maasih bejibun lagi banyaknya cara setan.
Wah berat ya, perjuangan seseorang menjaga hati dan menjaga diri!
Tidak kok, yang berat karena belum terbiasa saja.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Pertama. Menyadari dan mensyukuri keadaan jomblo fii sabilillah ini. Alasan kita berjomblo karena Allah harus selalu kita gaungkan sbg niat. Sehingga ketika berbuat sesuatu yang dibenci Allah, seolah ada rem cakram yang menghentikan, _"kira-kira Allah suka ngga ya kalo aku berbuat begini?"_
kedua, waspada akan godaan setan yang senantiasa berseliweran mengganggu proses istiqomah kita. <sudah pernah dibahas di pertemuan sebelumnya ya, akan dishare by request>
ketiga, gunakan orang2 di sekitar kita sebagai alarm. Bersahabatlah dg orang baik, insyaAllah mereka akan mengingatkan jika kita salah.
Keempat, upgrade kualitas diri dengan bacaan bermutu yang menunjang keistiqomahan, bergabung dengan komunitas positif <komunitas mengelola rasa, misalnya xixixi>
Kelima, beribadah dg lebih khusyu, minta Allah menjaga keistiqomahan hati kita, melindungi seluruh anggota badan dari mendekati zina.
Pegang erat alasan terbaik kita, bahwa kita ngga setengah-setengah mematuhi aturan Allah. Kalah sesekali khilaf gimana Kak? Khilaf adalah bukti kealpaan manusia, yanh terpenting, jika hati mulai berbelok adalah segera kembali.

Pentingnya Persiapan Fisik Sebelum Menikah

Pentingnya Persiapan Fisik Sebelum Menikah

Menikah berarti mencetak generasi baru yang akan meneruskan perjuangan umat. Maka jangan sampai fisik lemah sehingga menjadi kendala mencetak generasi baru. Sebagai istri, misalnya, berusahalah menjaga kesehatan reproduksi. Bahkan, dianjurkan untuk melakukan pengobatan jika terdapat permasalahan sejak dini. Jadi, jangan mengira cuma masalah pemahaman saja yang perlu dirawat, urusan fisik juga.
Sebagai suami, dengan melihat fisik istrinya selalu sehat, tentu merupakan kebahagian baginya. Namun, jika istri sering sakit-sakitan, tentu jadi pekerjaan berat bagi suami. Bisa jadi, suami akan terkendala mencari nafkah karena harus menemani istri. Maka dari itu, perlulah perempuan merawat fisiknya sejak dini.
Begitu juga suami. Sewaktu muda jaga kesehatan, pola dan jenis makanan. Jangan berpikir makanan yang penting enak dan halal saja. Pikirkan juga sehatnya. Jangan pula menganggap mumpung sekarang masih jomblo, pola hidupnya enggak teratur, menganggap kalau sakit nanti ada istri yang urus. Hentikan berpikiran seperti itu! Ingatlah, jika badan sehat insya Allah urusan mencari nafkah pun lancar. Tapi kalau badan sakit, jangankan mau cari nafkah, malah entar repotin istri dan keluarga. Apa mau selama hidup berumah tangga kerjamu hanya merepotkan istri atau anak? Tentu enggak mau, kan?
Maka jelas, menikah pun berkaitan erat dengan fisik. Seorang istri akan menjalani masa kehamilan dan menyusui, yang tentunya bukan pekerjaan ringan. Oleh karena itu, biasakan diri menjaga kesehatan sejak dini, sehingga terhindar dari penyakit yang bisa menghalangi fungsi-fungsinya menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu.
.
Selengkapnya di buku @IndonesiaTanpaPacaran